Oleh: Muhamad Yahya Mauliddin, S.Pd.
(Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Kendal)
“Yang penting bukan apakah kita menang atau kalah. Tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa. Yang penting adalah apakah seseorang itu berjuang atau tidak.” (Cak Nun)
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pak Pram)
SAAT INI, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah berlangsung sekitar delapan bulan. Sistem pembelajaran berbasis virtual ini ternyata memunculkan kompleksitas persoalan. Mulai dari lemahnya jaringan, gawai yang tidak sesuai, sampai pada terancamnya karakter dan kepribadian pelajar. Masalah terakhir ini sangat penting diselesaikan karena tujuan utama pendidikan adalah membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
Berkaitan dengan hal itu, standar kompetensi lulusan peserta didik saat ini meliputi sembilan area kompetensi. Ke-9 area tersebut, meliputi: keimanan dan ketakwaaan, kebangsaan dan cinta tanah air, karakter pribadi dan sosial, literasi, kesehatan jasmani dan rohani, kreativitas, estetika, kemampuan teknis, serta kewirausahaan (Permendikbud RI No. 34 Th 2018). Cakupan ini memerlukan proses pendidikan yang mengoptimalkan daya juang pelajar dalam menghadapi kehidupan.
Salah satu upaya itu adalah strategi “Menjaga PJJ (Pelajar Jiwa Juang) di tengah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)”. Ada dua cara strategi ini berdasarkan implementasi pembelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Kendal. Dua cara itu, melalui intensitas keikutsertaan peserta didik dalam lomba serta produktivitas mereka dalam membuat karya. Peserta didik harus dibiasakan mengikuti perlombaan, misalnya lomba memeringati Harlah Pancasila 1 Juni, HUT RI, dan Sumpah Pemuda (28 Oktober). Peserta didik juga harus dibiasakan untuk terus berkarya karena orang dikenal dan dikenang berkat karyanya (Saiful Islam 2013:174).
Dalam rentang PJJ (April–Oktober 2020), SMK Negeri 1 Kendal telah berpartisipasi dalam berbagai lomba, khususnya bidang bahasa Indonesia. Alhamdulillah, beberapa event yang diikuti, mendapat trofi: (1) Juara I Tulis Esai Provinsi dan Juara II Cipta Puisi Provinsi (Pekan Intuisi ISI Surakarta); (2) Juara II Cipta dan Baca Puisi Nasional (Bulan Pancasila Unnes); (3) Juara I Orasi 1 Juni Nasional (Harlah Pancasila BPIP Jakarta). Trofi itu menjadi catatan sejarah dan kebanggaan seluruh warga sekolah. Yang lebih penting, upaya membentuk karakter juang di tengah PJJ ini sebagai bekal menghadapi kehidupan nanti.
Selain intensitas dalam perlombaan, hal penting lainnya yaitu produktivitas dalam membuat karya. Contohnya, buku kumpulan puisi “Pesona Negeri Nirwana”. Buku ini merupakan wujud nyata semangat berkarya SMK Negeri 1 Kendal yang berisi 100 puisi (90 puisi ciptaan pelajar dan 10 puisi gubahan guru/karyawan). Tema puisinya bervariasi. Ada yang bercerita tentang sekolah, keindahan lingkungannya, kemegahan bangunannya, keunggulan programnya, serta prestasi yang diraihnya. Ada pula puisi tentang kerinduan mendalam akan pembelajaran tatap muka.
Strategi Menjaga PJJ di tengah PJJ harus diupayakan demi membentuk karakter pelajar sesungguhnya, melalui dua cara, yakni intensitas lomba dan produktivitas karya. Kalah–menang tidak masalah. Yang lebih berharga adalah seberapa besar usaha dan perjuangan kita. Jangan merasa tinggi hati dan senang dipuji ketika meraih prestasi. Jangan merasa kecil hati dan takut dicaci ketika gagal meraih mimpi. Tugas manusia adalah berjuang meski di tengah keterbatasan. Hasilnya? Itu urusan Tuhan.
— Muhamad Yahya Mauliddin, Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Kendal (Jawa Tengah).