Peningkatan citra pendidikan di sekolah menyangkut aspek akademis dan non akademis yang dilakukan dalam bentuk kegiatan Pembelajaran (kurikuler), kegiatan berorganisasi (ekstrakurikuler). Mereka yang mengikuti organisasi mendapatkan pembelajaran dan pengalaman dalam menghargai waktu, mampu mengatur segala kegiatan ataupun waktu kesehariannya. Contohnya Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), dengan upaya itu peserta didik (siswa) diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang utuh hingga seluruh modalitas belajarnya berkembang secara optimal.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan suatu organisasi resmi sekolah yang berada disetiap lingkungan sekolah menengah dibawah naungan sekolah dan didampingi Pembina OSIS. Adanya OSIS diharapkan agar mampu menumbuhkan kedisplinan dan kepemimpinan terhadap seluruh siswa, khususnya kepada para pengurus OSIS. Dalam tiap kegiatan OSIS terjalin komunikasi dengan Pembina OSIS. Kegiatan-kegiatan dalam program kerja OSIS ataupun ektrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan pembentukkan serta meningkatkan disiplin siswa. Dalam upaya pembinaan siswa di sekolah. Kepala sekolah, guru, masyarakat serta OSIS mempunyai tugas dan tanggungjawab yang sangat penting di sekolah.
Organisasi siswa ini menjadi patokan penting dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah, dimana para pengurus OSIS membantu meningkatkan kedisiplinan pada siswa lainnya dengan memberikan contoh, atau menjadi tauladan bagi siswa lain. Kesadaran akan kedisiplinan yang datang dari dalam diri merupakan kedisiplinan yang nyata dan dapat mempengaruhi siswa dalam kehidupannya. Sikap disiplin yang berasal dari paksaan akan menjadi perilaku yang semu, yaitu berperilaku disiplin hanya pada saat dilihat guru atau dapat dikatakan sebagai kesadaran semu mengenai kedisiplinan. Contoh lain para pengurus OSIS baik pada siswa lainnya dengan cara berpenampilan yang sesuai aturan, tutur kata yang baik, patuh kepada guru dan baik terhadap temantemannya. Kedisiplinan biasanya tumbuh seiring institusi dan OSIS mampu bekerja sama menumbuhkan kebiasaan sekolah yang merupakan suasana kehidupan sekolah tempat antara anggota masyarakat sekolah saling beriteraksi. Interaksi tersebut berkaitan dengan berbagai aturan, norma serta etika bersama yang dilakukan di sekolah. Disiplin sekolah apabila ditingkatkan dan diterapkan dengan baik konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan maupun perilaku siswa.
Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik kehidupan di sekolah tentang hal-hal positif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar berdapatasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul kesimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain. Namun realitanya di Indonesia masih banyak kasus penyimpangan kedisiplinan bertebaran, tidak hanya siswa sebagai pelakunya namun guru serta pihak sekolah juga terjangkit beberapa kasus yang memberi kejanggalan atau contoh yang tidak baik bagi para siswanya seperti bullying (perundungan), mengintimidasi siswa lain, pemalakan antar siswa, hingga tawuran.