Oleh: Muhamad Yahya Mauliddin
(Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Kendal)
Pembelajaran bahasa Indonesia SMA/SMK, terutama materi teks editorial/opini masih rendah. Hal tersebut menjadi perhatian guru bahasa Indonesia di SMK Negeri 1 Kendal, khususnya Kelas XII Multimedia 1. Dari jumlah peserta didik 32, sebanyak 12 orang (37,5%) belum mencapai KKM, yaitu 75. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya efek pembelajaran virtual yang membosankan karena sebagian besar pembelajarannya menggunakan metode ceramah dan penugasan. Selain itu, materi teks editorial ini merupakan materi yang menantang. Peserta didik kesulitan dalam mencari ide dan gagasan serta minim pengetahuan tentang peristiwa aktual dalam kehidupan. Kondisi tersebut menggugah semangat guru untuk melaksanakan inovasi pembelajaran dengan model DL (Discovery Learning) melalui media video berita aktual.
Mengapa DL melalui media video berita aktual? Discovery learning merupakan model pembelajaran yang berbasis penemuan. Model ini akan membangun pengetahuan dan pengalaman peserta didik dalam menulis teks editorial dengan baik. Mereka akan sangat terbantu menyelesaikan produk teksnya melalui video berita. Video ini akan memudahkan peserta didik dalam menulis teks editorial/opini secara mandiri. Mereka tidak perlu menentukan topik atau tema terlebih dahulu dengan tersedianya video itu. Ide dan gagasan mereka juga akan terpacu secara optimal sehingga memeroleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan kondisi di Kelas XII Multimedia 1 SMK Negeri 1 Kendal yang telah dijelaskan, DL melalui video berita aktual mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi teks editorial. Tahapannya ada enam, sesuai mulai dari pemberian rangsangan sampai penarikan simpulan (Priyatni 2014:107). Pertama, pemberian rangsangan (stimulation). Tahap ini diawali dengan penjelasan guru tentang langkah-langkah menulis teks editorial, contoh kerangka teksnya dalam bentuk tabel, bagan, atau lainnya, serta contoh produk teksnya. Selain itu, rangsangan utamanya yaitu pemutaran video berita aktual, seperti perkembangan kasus covid-19, pembelajaran jarak jauh, dan demo omnibus law.
Kedua, pernyataan masalah (problem statement). Peserta didik diminta untuk memilih satu dari tiga video tentang isu aktual sebagai bahan pembuatan teks editorial. Mereka mulai mengidentifikasi masalah dalam video berita yang disajikan. Ketiga, pengumpulan data (data collection). Peserta didik menyusun kerangka teks editorial lalu mengumpulkan berbagai referensi sebagai bahan pengembangan kerangka tadi. Keempat, pengolahan data (data processing). Peserta didik mengembangkan kerangka yang dibuat menjadi teks editorial yang lengkap. Kelima, pembuktian (verification). Peserta didik memresentasikan produk teks editorialnya kepada teman-teman melalui laman yang disediakan. Terakhir, penarikan simpulan (generalization). Peserta didik bersama guru menyimpulkan keseluruhan aktivitas pembelajaran.
Hal tersebut sejalan dengan Resmiyati (2019) dalam JPBSI Unnes Vol. 8 No. 1 yang menjelaskan, penggunaan model discovery learning dan media video dapat meningkatkan hasil pembelajaran dibanding pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang baik penerapan model discovery learning melalui media video berita aktual terhadap hasil pembelajaran menulis teks editorial.
(Artikel ini ditulis berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas)