Upaya Meningkatkan Semangat Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Akuntansi Perbankan Syariah Kelas XI LPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning di SMK Negeri 1 Kendal
Oleh: Anita Handayani, S.E
Salah satu jurusan yang popular di SMK Negeri 1 Kendal adalah Akuntansi dan Keuangan Lembaga dan memiliki konsentrasi keahlian Layanan Perbankan Syariah dengan mata pelajaran Akuntansi Perbankan Syariah untuk kelas XI. Akuntansi Perbankan Syariah masuk kedalam penggolongan mata pelajaran C3 yang membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan perhitungan mengenai transaksi perbankan syariah. Salah satu materi yang dipelajari adalah Akuntansi Murabahah. Materi tersebut membutuhkan pemahaman tentang konsep, perhitungan hingga penyusunan jurnal. Banyaknya kosa kata baru pada materi akuntansi murabahah membuat beberapa peserta didik mengalami kendala dalam memahami materi. Akar masalah dari kurangnya pemahaman tentang konsep, perhitungan dan penyusunan jurnal yaitu rendahnya semangat belajar peserta didik. Hal tersebut ditandai dengan peserta didik yang tidak fokus dalam pembelajaran, hasil assessment yang rendah, hingga peseta didik yang cenderung diam saat ditanya tentang materi yang sedang diajarkan.
Dengan adanya masalah tersebut, guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengatasi permasalah yang ada. Dalam hal ini peran guru selanjutnya adalah membuat rencana pembelajaran, menyiapkan bahan ajar, membuat lembar kerja perseta didik, menerapkan model pembelajaran yang inovatif seperti problem based learning dengan penerapan TPACK.
Model Pembelajaran Problem based learning menuntut siswa untuk berpikir kreatif, menganalisis masalah serta memberikan solusi yang tepat bagi masalah yang disajikan guru. Selain itu, model pembelajaran PBL juga cocok dengan materi akuntansi murabahah karena bersifat faktual.
Selain menggunakan model pembelajaran yang inovatif, guru juga perlu menyiapkan media pembelajaran yang menarik seperti power point, video atau berita faktual yang bisa dianalisis serta penggunaan smartphone untuk kegiatan pembelajaran.
Kemampuan menggunakan smartphone yang dimiliki oleh peserta didik harus dimaksimalkan dalam pembelajaran, diantaranya untuk kegiatan absen melalui google form yang dibagikan linknya melalui google classroom ataupun whatsapp, menambah literasi melalui e-book sebelum dimulai proses kbm, mengerjakan LKPD dan assessment melalui google form ataupun aplikasi lainnya seperti kahoot. Dengan demikian, selain menarik pembelajaran di kelas menjadi aktivitas yang menyenangkan. Akhirnya, Semangat belajar yang masih rendah dalam pelaksanaan KBM akan mampu diatasi jika proses kbm menarik dan inovatif.